Tuesday, August 03, 2004

Patah arang..

Senja menua di balik jendela kaca warna warni di tengah ruangan. Cahaya mentari mulai menyurut seiring pergerakan jarum jam yang dipajang di dinding polos itu. Aku pandangi lagi kain-kain perca yang akan kujahit menjadi selimut penahan hawa dingin. Andaikata hatiku dapat ditambal sulam seperti selimut kain perca. Ribuan rasa yang menusuk hati dan membuat luka dapat kusembuhkan dan memulai semuanya lagi dari awal. Tapi mimpi tinggal mimpi, dunia medis pun belum menemukan bagaimana caranya menyembuhkan bekas luka di hati. Tidak seperti bedah di tempat biasa, yang bisa ditutup rapat dengan benang sutra dan sinar laser. Aku ingin kembali tidur nyenyak dan menjalani rutinitas yang dahulu pernah kulalui. Akan tetapi adalah pilihan mereka, yang amat kusayangkan, untuk menghancurkan semuanya. Dan maaf kawan, aku telah patah arang.

No comments: